Salah satu tantangan dalam pengawasan kapal asing di laut Indonesia adalah tingkat aktivitas yang tinggi di perairan Indonesia. Menurut Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla), Laksamana Muda TNI Aan Kurnia, Indonesia memiliki 17.508 pulau dan 95.181 km garis pantai, sehingga menjadikan wilayah laut Indonesia sangat luas dan sulit untuk diawasi secara menyeluruh.
Menurut Aan Kurnia, “Tantangan utama dalam pengawasan kapal asing di laut Indonesia adalah jumlah kapal yang masuk ke wilayah perairan Indonesia setiap harinya. Kami harus memastikan bahwa kapal-kapal tersebut tidak melakukan kegiatan ilegal seperti illegal fishing atau penyelundupan barang terlarang.”
Selain itu, infrastruktur pengawasan yang terbatas juga menjadi salah satu tantangan utama. Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI), Prigi Arisandi, “Kita perlu meningkatkan kapasitas dan teknologi pengawasan kita agar dapat mengawasi perairan Indonesia dengan lebih efektif. Hal ini memerlukan investasi dan kerja sama antara berbagai pihak terkait.”
Menurut data Bakamla, jumlah insiden keamanan laut di perairan Indonesia meningkat dari 3.775 insiden pada tahun 2018 menjadi 4.342 insiden pada tahun 2019. Hal ini menunjukkan perlunya upaya yang lebih besar dalam pengawasan kapal asing di laut Indonesia.
Dalam mengatasi tantangan ini, kerja sama antar lembaga terkait seperti Bakamla, TNI AL, dan KKP menjadi sangat penting. Menurut Aan Kurnia, “Kami terus berkoordinasi dan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan pengawasan kapal asing di laut Indonesia. Kerja sama lintas sektoral dan lintas negara juga sangat diperlukan dalam hal ini.”
Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki tanggung jawab untuk melindungi sumber daya lautnya dan menjaga kedaulatan wilayah perairannya. Dengan meningkatkan pengawasan kapal asing di laut Indonesia, diharapkan dapat mengurangi kegiatan ilegal di perairan Indonesia dan menjaga keamanan serta kedaulatan wilayah laut Indonesia.